Cerita di Surabaya

Daftar Isi

Cerita ini bermula pada siang hari, sepulang sekolah di hari Sabtu. Pukul 12.30, aku pulang dari sekolah dan sampai di rumah sekitar pukul 12.59. Setelah itu, aku pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Dhuhur—maklum, anak sholeh, kan? Setelah shalat, aku kembali ke kamar dan berbaring, karena rumahku sepi. Keluargaku semua pergi ke rumah kakek di Blora, jadi aku mengunci semua pintu.

Tak lama kemudian, suara getaran dari gadgetku mengganggu kesunyian. Ternyata, itu adalah chat dari BBM yang mengagetkanku. Chat itu berasal dari teman lamaku di SMP, Bambang Oji Yosumono, yang biasa dipanggil BOY. Mungkin kalian penasaran kenapa dia dipanggil BOY, kan? Singkatnya, BOY adalah singkatan dari nama lengkapnya: B untuk Bambang, O untuk Oji, dan Y untuk Yosumono. Nah, BOY ini adalah temanku yang paling setia—kami berjuang bersama dalam status jomblo!

Dia juga pendiri grup OJS (Organisasi Jomblo Sejati) di Facebook yang anggotanya cuma empat orang, semua akun miliknya sendiri! Suatu ketika, aku pernah bertanya padanya, “Eh BOY, kenapa lo buat banyak akun Facebook?” Dia menjawab, “Akun-akun itu punya fungsi berbeda-beda.” Lucunya, satu akunnya bahkan khusus untuk chatting dengan cewek-cewek yang pernah PHP (pemberi harapan palsu) padanya.

BOY ini memang unik. Dulu, dia pernah nembak 1000 cewek! Hasilnya? 999 cewek menolak, dan satu-satunya yang menerima adalah ibu kantin di sekolah. Hubungan mereka tidak bertahan lama karena BOY sering berutang jajan padanya. Sejak saat itu, BOY trauma dan tidak mau lagi dekat dengan cewek.

Kembali ke chat yang kuterima, BOY mengajakku ke rumah pakdhe-nya di Surabaya untuk menghadiri pernikahan anak pakdhe. Dia bilang, “Kalau mau, nanti gue jemput jam 14.00.” Aku sebenarnya ingin menolak, tapi karena BOY temanku yang baik, akhirnya aku setuju. Aku membalas chat-nya dengan “ok jek,” karena wajahnya mirip tukang ojek.

BOY datang menjemputku tepat pukul 14.01. Kami berangkat dari Padangan pukul 14.15. Setelah menempuh perjalanan, pukul 16.12, kami tiba di Surabaya dan memutuskan untuk istirahat. Kami mencari warung yang ada kamar mandi untuk mandi, ganti baju, dan shalat. Setelah 8 menit mencari, kami menemukan warung yang sesuai. Beruntungnya, warung tersebut juga dilengkapi dengan mushola.

BOY pun langsung update status di Facebook dengan caption “Mengapa haus pilih 3 atau 4, kalau kita bisa dapat 5!” Kami segera masuk ke warung untuk makan. Saat itu, warung sangat ramai, dan tak ada tempat duduk kosong. Namun, kami berhasil mendapatkan meja yang baru saja ditinggalkan pengunjung.

Baca Juga: loading

Ketika kami melihat menu, kami sangat terkejut dengan harganya yang sangat murah. BOY memesan nasi dengan garam—menu yang tidak tertulis di daftar! Tiba-tiba, seorang pria gendut datang dan berkata, “Tenang, buat kalian gratis kok.” Kami terkejut dan segera mulai menikmati makanan yang kami pesan.

Namun, suasana makan kami berubah menjadi tidak nyaman. Pria itu menguap dengan lebar, bersendawa keras, dan yang paling parah, dia kentut dengan frekuensi yang mengerikan! Bau kentutnya menyerupai campuran kotoran berbagai hewan, sangat mengganggu selera makan kami. Kami merasa ingin muntah, namun tidak ingin menyakiti perasaannya, jadi kami berpura-pura ke toilet.

Setelah itu, kami segera berwudhu dan pergi ke mushola untuk shalat Maghrib. Kami duduk-duduk di mushola sambil menunggu shalat Isya. Kejadian di warung membuat kami saling tertawa dan berbagi cerita, mengingat kembali masa-masa konyol di SMP.

Cerita ini mengingatkanku bahwa meskipun hidup penuh kejadian konyol dan tak terduga, persahabatan tetap menjadi hal yang terpenting. Siapa sangka, perjalanan ke Surabaya ini tidak hanya mengingatkan kami pada masa lalu, tapi juga memperkuat tali persahabatan yang telah terjalin lama.

***

FYI, cerita ini merupakan hasil adaptasi tulisan penulis versi lama di tahun 2018 dulu. Mencoba untuk memanfaatkan AI Chat GPT supaya merombaknya menjadi lebih terstruktur, ralat sedikit lebih rapi. Karena versi aslinya sangat berantakan. Terima kasih sudah membacanya, haha! Versi aslinya klik di sini, itupun belum selesai sebenarnya masih ada lanjutannya tapi belum ketemu.

Moch Abdul Aziz
Moch Abdul Aziz Aktif sharing tips dan motivasi menulis di instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer

Posting Komentar