Tentang Proses: Menuju Tak Terbatas dan Melampauinya
Tahukah kamu tentang makna dari judul di artikel ini?
Iya, kalimat: “Menuju tak terbatas dan melampauinya.”
Saya yakin, bagi kamu penggemar trilogi film Toy Story, kalimat tersebut pasti tidak asing lagi.
Kalimat tersebut sering diucapkan oleh karakter fiksi dalam trilogi film tersebut yang bernama Buzz Lightyear. Dia selalu merasa sebagai sosok pahlawan super penjaga luar angkasa, padahal dia tidak lebih dan tidak bukan hanya sebuah mainan semata.
Dari kegemaran menonton trilogi film tersebut sejak anak-anak, (haha, sekarang sudah jarang nonton kartun lagi), kalimat tersebut tiba-tiba membuat saya teringat dan menjadikannya judul dalam tulisan ini.
kalimat “Menuju tak terbatas dan melampauinya” begitu indah dan syarat akan makna. Kalimat tersebut memberikan pesan, supaya setiap orang harus terus menjaga mimpi dan berkembang tanpa pernah berhenti untuk berharap atau pun menyerah.
Sama seperti tulisan ini, saya akan membagikan proses saya menulis dan membuat konten. Dari yang awalnya hanya modal perlengkapan seadanya, menjadi seseorang yang bahkan tulisannya dipercaya oleh banyak orang, kemudian yakin akan buru-buru membacanya.
Mungkin termasuk kamu, kan? Meskipun mungkin kamu mampir di tulisan ini untuk menemukan link pendaftaran, haha! Ngaku aja!
Saya pun sangat yakin, siapa pun yang mendengarkan kalimat pada judul ini, pasti akan lebih bersemangat dan termotivasi untuk maju. Maka dari itu, yuk baca tulisan ini sampai selesai, jangan di skip, karena link pendaftarannya ada di dalam tulisan ini!
#1. Pengalaman Pertama Sebelum Membuat Konten
Saya rasa, memulai berbagi konten tidak selalu tentang membagikannya di media sosial.
Ya, saya memulainya dengan konsisten menulis. Ada hobi menulis yang ingin saya kembangkan, waktu itu pada tahun 2018 pertama kalinya saya memiliki android bekas seharga 150.000 dan ram seadanya. Hanya 256 mb, wkwk. Asli, ngelag banget!
Halah, Kak Aziz ceritanya itu-itu mulu!
Apa gak ada cerita lain, kak?
Haha, maaf. Karena memang saya suka banget cerita itu. Karena perjalanan awal sampai ada di titik ini ya gara-gara pernah di fase itu.
Oke lanjut!
Karena di tahun itu perkembangan teknologi dan media sosial belum semasif sekarang, saya sudah sangat bersyukur mempunyai android tersebut.
Waktu itu lebih tertarik dengan proses belajar, bukan bermain media sosial. Kebetulan masih sekolah di Madrasah Aliyah, ini setingkat SMA tapi sistem pembelajaran nya banyak agama Islamnya gitu.
Android bekas tersebut saya gunakan dengan maksimal untuk belajar menulis dan aktif mengikuti lomba. Dan saya masih ingat mulai berbagi konten tulisan di Facebook. Ya, lewat tulisan-tulisan sederhana yang diharapkan dapat memotivasi pembaca, haha!
#2. Menggunakan Smartphone untuk Berjualan
Selain berbagi konten menulis di Facebook, saya juga aktif mengikuti grup jual beli barang bekas. Kebetulan saya punya impian untuk bisa upgrade Smartphone menjadi lebih baik. Pada akhirnya saya coba menawarkan barang-barang bekas, bukan rongsokan, ya!
Tentunya barang-barang tersebut berkaitan dengan teknologi. Misalnya seperti charger, flashdisk, memori card, sampai android yang saya pakai juga kerap kali saya tawarkan, haha!
Serius, karena memang niat saya berjualan sambil belajar. Benar-benar rasanya sangat menyenangkan bisa dapat uang jajan tambahan dari keuntungan melakukan penjualan tersebut.
Tidak hanya uang jajan, saya jadi belajar dan merasakan sensasi mencoba berbagai tipe dan merk smartphone. Tanpa disadari, ternyata hobi berjualan dan menulis tersebut mempunyai manfaat yang cukup besar.
Sampai akhirnya saya bisa upgrade Smartphone yang awalnya harga 150 ribu ram 256 MB menjadi Smartphone seharga 800.000 ram 2 GB.
Meski masih sama-sama bekas, tapi setidaknya dengan smartphone tersebut saya bisa instal aplikasi Instagram.
Saya jadi ingat, suatu waktu teman saya di MAN pernah bilang, "Aziz HP gonta-ganti mulu, lama-lama bisa pakai Iphone, wkwk!"
Meskipun belum beli Iphone sampai tulisan ini ditulis, tapi saya rasa kata-kata teman saya itu juga sebuah doa. Terbukti, sekarang bisa upgrade smartphone dan membelinya 2 kali baru.
#3. Hasil dari Konsisten Menulis dan Bikin Konten
Secara bertahap, saya mulai berhasil mewujudkan impian dan membeli barang-barang yang diharapkan.
Mulai dari beli Smartphone baru dengan kapasitas lebih besar, buku-buku pengembangan diri sebagai referensi, kebutuhan sehari-hari, sampai biaya tambahan penunjang di perkuliahan. Sekarang sudah lulus, ya! Wisuda 20 Juni lalu.
Saya menyadari bahwa semuanya membutuhkan proses. Berawal dari saya yang modal smartphone bekas, sampai bisa menghasilkan juga membantu beberapa ekonomi keluarga. Misalnya seperti membayar biaya listrik tiap bulan.
Mensyukuri proses sebagai penulis dan content creator yang cukup panjang tersebut sampai menikmati hasilnya, tentu hampir semua orang juga menginginkan nya. Saya yakin itu.
Apalagi, saat ini sudah makin banyak teknologi dan alat yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan siapa saja yang ingin mulai berbagi konten. Lantas, banyak yang ingin menjadi content creator.
Begitu juga saya, apakah yang awalnya berawal dari nulis lalu bikin konten, kemudian lebih memilih menjadi content creator saja? Maka saya jawab, saya akan tetap menulis juga.
#4. Kapan Mulai Menulis di Wattpad?
Nah, pada akhirnya saya mulai memberanikan diri menulis di wattpad pada Desember, 2019. Sejujurnya saya tidak tahu bagaimana dulu awalnya cara menulis dan konsisten upload karya di sana, haha!
Bahkan, saya mencoba membuat cover sebisanya dengan canva waktu itu. Kemudian dibantu dengan rekan penulis di komunitas yang berkenan membuatkan cover untuk saya.
Apapun itu, saya terus konsisten menulis di wattpad dengan penuh percaya diri. Meski, ya seperti penulis pemula pada umumnya. Minim pembaca.
Namun, dari Wattpad inilah saya mulai berusaha untuk terus konsisten. Sampai akhirnya bisa menerbitkan beberapa buku yang sudah saya tulis sebelumnya di wattpad.
Wattpad juga yang membuat saya mengenal beberapa teman penulis, sampai bergabung di komunitas menulis. Dan tentunya saya memberanikan diri membuat komunitas sendiri yaitu Ufuk Literasi.
Oleh karena itu, karena saya sudah coba beberapa aplikasi dan platform menulis. Sampai akhirnya bisa menuliskan refleksi ini di sini.
#5. Waktu yang Tepat untuk Menulis di Wattpad
Apakah kamu penasaran untuk mengetahui bagaimana menulis di wattpad masih worth it atau tidak?
Yuk, ikut seminar kepenulisan bersama saya dan Komunitas Ufuk Literasi pada tanggal 10 Agustus 2024 nanti. Berikut flyernya!
Temukan jawabannya apakah sekarang ini, menjadi penulis di wattpad baik untuk pemula ataupun senior sekalipun masih memungkinkan atau bahkan sudah harus ditinggalkan dan mencari platform lain?
Silakan klik di sini untuk mendaftar sebagai peserta!
Karena kuotanya sangat terbatas!
Bagi kamu yang merasa sudah masuk di grup Verified Member Ufuk Literasi tidak perlu mengisi link tersebut. Silakan buka grup dan ikuti informasi di dalam grup yang telah dibagikan.
Jika memaksa sudah masuk grup tapi tetap mengisi link di atas, artinya siap mendapatkan konsekuensi dari admin.
Jangan jadi pegiat literasi yang minim literasi, ya!
Jadi, apakah kamu siap menjadi penulis di wattpad? Yuk, saatnya menuju tak terbatas dan melampauinya! Temukan jawaban yang lebih meyakinkan melalui seminar tersebut!
Penulis konsisten selama ini dan mendapatkan hasil luar biasa.
Artukel ini menampar saya tentang secanggih apa pun alat yang digunakan, kalau tidak konsisten, ya tetap aja alat sederhana pemenangnya.
Hai kak Aziz, jadzakallahu khairan sudah berbagi pengalamannya, dari tulisan kakak memotivasi saya untuk selalu berjuang dan selalu percaya bahwa setelah kita berlelah-lelah insyaallah dikemudian hari kita akan mendapatkan apa yang kita usahakan. Semoga bermanfaat untuk semua orang kak..
Senang rasanya, setelah membaca awal mula, proses, dan penantian yang panjang, serta tentunya tidak mudah, akhirnya Kak Aziz bisa mewujudkan impian tersebut.
salam semangat..🔥
Terimakasih atas cerita pengalaman berharga nya
ternyata perjalanan panjang menuju kesuksesan melalui perjalanan yang tidak mudah. Itu yang membuat saya terinspirasi